Monday, January 6, 2014

Saya Kangen

Saya kangen.

Iya. Kangen. Saya kangen.
Saya kangen dengan sahabat-sahabat saya. Saya kangen dengan teman-teman seperjuangan. Saya kangen berkumpul dan menghabiskan waktu bersama dengan mereka. Rasanya, saya seperti sudah melupakan mereka. Hampir tidak pernah hang out bersama, kuliner di pinggiran jalan, atau sekadar SMS-an untuk mencurahkan isi hati.

Kalau ada yang berbaik sangka, dan mudah-mudahan mereka semua begitu, mereka pasti merindukan saya. Merindukan menghabiskan waktu bersama saya, seperti saya juga merindukannya. Ya ampun... ternyata begini keadaannya. Benar kalau teman saya yang lebih dulu wisuda kuliah S1-nya mengatakan bahwa 'hidup nggak semudah apa yang dibayangan, dulu'. Saya kangen.

Hahahaha. Lucunya, setelah saya wisuda, enam bulan kemudian, dan mendapatkan posisi yang sama dengannya, saya merasa seperti bisa merasakan hal yang sama seperti apa yang dikatakan olehnya.

Mengenal dunia kerja yang melelahkan. Saya kangen.

Saya kangen.
Kerja enam hari seminggu, enam jam sehari, dan hanya digaji dua ratus lima puluh ribu dalam sebulan yang saya rasakan dari mengajar di sekolah dasar daerah. Kerja menguras otak dan keberanian di muka kelas dengan risiko tidak diterima dengan baik hanya karena mereka pikir bahwa yang saya sampaikan adalah sepele dengan bayaran dua puluh dua ribu per sembilan puluh menitnya--bahkan hanya mendapat seratus dua puluhan ribuan di bulan pertama saya mengajar, juga saya rasakan ketika berhasil mendapat pekerjaan paruh waktu di luar sekolah. Dan bagaimana saya harus tetap bertahan, karena memang itulah yang harus saya lakukan.

Lalu saya menyadari. Apa yang terjadi adalah proses menjadi lebih baik.
Saya kangen.
Saya berusaha, sehingga Tuhan membukakan celah lain untuk mendapatkan tambahan di luar sekolah. Meski hanya mendapat seratus ribuan di bulan pertama, tapi keadaan kemudian berubah di bulan kedua, ketiga, dan selanjutnya. Ya, meski perubahannya masih naik dan turun--adalah risiko pekerja lepas.

Lihat? Tuhan Mahabaik. Saya kangen.
Ia bersama orang-orang yang berusaha, yang tidak terlalu pemilih, yang mau merintis dari bawah ke atas, dari susah kemudian menjadi lebih baik, yang meski mengeluh tapi tidak pernah berhenti. Tuhan bersama saya, dan saya berharap, teman, sahabat, dan kerabat saya selaliu bersama saya meski hanya dengan mengingat saya dan merindukan saya.

Saya kangen.




No comments:

Post a Comment

Komentar yang baik adalah komentar yang menggunakan bahasa yang baik pula :)