Saturday, December 30, 2017

Menginspirasi dan Bersinergi Membangun Kepercayaan

Menginspirasi dan Bersinergi Membangun Kepercayaan – Saya menyadari bahwa perlakuan orangtua saya dulu menjadikan saya anak yang manja. Tapi eits, jangan salah paham dulu! Manja yang saya maksudkan bukan berarti setiap apa yang saya inginkan dituruti dan setiap apa yang saya katakan di-iya-kan lho ya. Saya justru diajarkan bahwa untuk mendapatkan sesuatu dibutuhkan daya dan upaya yang tidak main-main, misalnya, saya harus dapat ranking satu supaya dibelikan tamagotchi yang pada masa itu sedang booming (era 90-an).

Menginspirasi dan Bersinergi Membangun Kepercayaan - kesumariyanti
Menginspirasi dan Bersinergi Membangun Kepercayaan - kesumariyanti

Manja yang saya maksudkan di atas adalah saya terbiasa diantar ke mana-mana oleh Bapak dengan motor roda duanya. Saat TK, saya selalu diantar dan dijemput Bapak dengan motornya, sesekali jalan kaki kalau sedang kehabisan bensin. Saat SD, saya diantar dan dijemput Bapak masih dengan motornya. Saat SMP, selain diantar dan dijemput Bapak dengan motornya, ada kalanya saya jalan kaki bersama teman-teman yang arah pulangnya sama dengan saya—yang pasti berjalan kaki bersama teman-teman sepulang sekolah kala itu adalah salah satu masa-masa terindah masa muda saya—eaa malah nostalgia. Saat SMA, Bapak dan Mamas bergantian mengantar atau menjemput saya dari sekolah—mana yang sempat saja—masih dengan sepeda roda dua bermotor.

Nah, kebiasaan inilah yang ternyata membuat saya menjadi anak yang manja, ke mana-mana harus diantar dengan motor, alasannya remeh, naik motor asik karena selalu kena udara segar sepoi-sepoi. Saya tak pernah kenal bau pengap mikrolet yang bercampur aroma tubuh atau parfum penumpangnya. Saya tak terbiasa dengan bisingnya suara kernet yang bersaut-sautan dengan suara pengamen yang falset dari awal hingga akhir penampilannya. Juga saya tak terbiasa dengan gerakan tiba-tiba mobil saat si supir mengerem seenaknya atau sekadar berusaha menghindari lubang di jalanan. Akibatnya, saya dengan mudah menderita motion sickness (mabuk perjalanan) saat naik kendaraan umum.

Sudah banyak cara saya coba untuk mengurangi derita mabuk perjalanan yang saya alami. Dari yang terdengar paling mudah sampai dengan yang terdengar sangat absurd. Dari minum obat anti mabuk perjalanan yang mengakibatkan rasa kantuk berkelanjutan hingga dua hari ke depan, sampai dengan menempelkan koyo di pusar atau tengkuk alih-alih sebagai obat penahan rasa mual dan pusing. Tapi tidak mempan. mabuk perjalanan terus menghantui ketika saya diharuskan naik kendaraan umum.

Ternyata derita mabuk perjalanan saya itu membentuk sebuah tekad untuk memiliki motor saya sendiri jika nanti datang saatnya saya duduk di perguruan tinggi. Memang sih, terdengar seperti saya melarikan diri dari masalah, bukannya menghadapinya. Tapi saya tidak bisa membayangkan bagaimana saya harus gonta-ganti kendaraan umum dari rumah sampai kampus karena jaraknya yang tidak dekat dan berakhir mual-muntah-pucat-pasi atau justru tidak sanggup mengikuti perkuliahan hanya karena mabuk perjalanan. Tapi tentunya, lagi-lagi, saya tidak bisa mendapatkannya begitu saja dengan alasan demi masa depan cerah. Kata Ibuk, “Kalau mau masa depan cerah ya belajar! Nggak ada urusannya kamu berangkat naik apa ke kampusmu. Kalau perlu jalan kaki sana!”

Fyuh. Ada syarat yang diajukan Ibuk agar saya bisa mendapatkan motor saya sendiri untuk keperluan kuliah.
“Kalau kamu bisa masuk universitas negeri, ibu carikan uang untuk belikan motor—hanya untuk kuliah ya, bukan mayeng-mayeng nggak jelas. Kalau nggak, ya nggak usah kuliah sekalian.”

Jangan tanya saya setuju atau tidak, lha wong saya tidak diberi pilihan. Itu adalah satu-satunya syarat agar saya bisa berkuliah tanpa harus naik angkutan umum. Masa-masa itu, bisa sekolah atau kuliah di negeri adalah sebuah kebanggaan yang bisa dibanggakan di hadapan tetangga atau saudara. Jadi ya, semacam prestige gitu. Jadilah, di akhir-akhir tahun ketiga di SMA, ada masa di mana saya benar-benar belajar untuk bisa jadi guru seperti cita-cita saya sejak kecil, atau paling tidak, benar-benar belajar karena saya ingin lulus dari SMA. Juga ada masa saat saya lelah belajar lalu teringat motor baru kinclong yang akan saya tumpangi jika bisa melalui lelahnya belajar saat itu, jadi semangat belajar saya dipaksa kembali.

Menginspirasi dan Bersinergi Membangun Kepercayaan bersama Astra
Benda yang harus saya dapatkan dengan daya dan upaya untuk mendapatkan ranking satu di kelas.

Waktu itu saya tidak begitu yakin. Saya tidak bisa mengerjakan soal seleksi nasional masuk perguruan tinggi dengan baik, yang ternyata soalnya—menurut saya waktu itu—mungkin hanya bisa dikerjakan oleh para profesor yang kepalanya botak atau mungkin teman-teman jenius saya yang kutu kupret buku. Malahan, saya sempat merasa stres. Tidak jelas harus apa selagi menunggu pengumuman. Tidak doyan makan. Tidak bisa tidur nyenyak. Saya hanya terus menangis dan minta sama Allah swt. supaya bisa dinyatakan lulus saat pengumuman. Sampai saatnya tiba, saya lulus diterima di Universitas Lampung. Satu-satunya universitas negeri di propinsi saya kala itu.

Membangun Kepercayaan Bersama Supra X 125 R

2008. Motor baru pun tiba, beberapa bulan setelah saya berhasil menjadi mahasiswa. Selagi menunggu kedatangan motor baru, saya sempat menggunakan Astrea 800 milik Ibuk untuk transportasi ke dan dari kampus. Pada tahun itu, motor yang saya taksir adalah Supra X 125 R. Tipe Supra X keluaran terbaru dengan kapasitas besar. Warnanya hitam, stripnya bendera hitam putih yang biasa digunakan di arena balapan dengan aksen merah menyala membentuk huruf R. Lampu depannya berbentuk mata burung hantu. Body-nya kokoh. Karena memiliki kapasitas 125 CC, larinya juga kencang. Velg-nya racing. Melaju gagah di atas bitumen hitam 20 km pergi-pulang ke kampus tercinta.

Ah, perasaan senang saat mengendarai motor pertama saya itu sulit untuk bisa dilukiskan kembali dengan tepat. Ada debar-debar yang tidak cukup diwakili oleh kata-kata. Juga ada cengar-cengir yang saya rasa tak kunjung hilang bahkan saat saya hanya mengingatnya. Pastinya, Supra X 125 R pertama saya itu menemani usaha saya selama empat tahun untuk menyelesaikan studi di kampus dengan sangat baik, tidak pernah rewel, tidak pernah sekali pun merepotkan, hingga saya bisa mencapai cita-cita saya seperti saat ini; menjadi seorang guru.

Tips Aman Berkendara

Ada alasan tersendiri mengapa saya memilih Honda sebagai kendaraan pribadi saya. Yang pertama karena sudah turun temurun keluarga saya mempercayakan merek Honda untuk kendaraan pribadi. Kedua, tentu saja karena kualitasnya. Siapa tidak kenal Honda? Honda terkenal awet dan memiliki harga jual kembali yang tinggi. Tentu hal tersebut membuat saya memilihnya. Dan ternyata terbukti, satu dekade kebersamaan saya bersama Supra X 125 R, tidak sekali pun saya direpotkan olehnya.
Tips Aman Berkendara - kesumariyanti
Tips Aman Berkendara - kesumariyanti
Foto: Mas Suami saat sedang melakukan perawatan, tambah angin pada ban motor Supra X 125 R

Sebagai pengendara motor, tidak hanya kestabilan kendaraan yang harus diperhatikan, tetapi juga keselamatan selama berkendara. Ada beberapa tips aman berkendara yang bisa saya bagikan berdasarkan pengalaman saya mengendarai Supra X 125 R.

1.    Kenali Motor
Kan katanya, kalau tak kenal maka tak sayang. Jadi, akan sangat membantu saat kita mengenali kendaraan pribadi kita. Tentu saja dengan mengetahui spesifikasi dengan jelas, mengenali jenis bahan bakar atau oli pelumas terbaik yang harus digunakan, atau sekadar mengetahui seberapa jauh jarak yang dapat ditempuh dengan tangki bahan bakar full, akan membuat kendaraan pribadi kita dapat bekerja lebih optimal.Kita pun akan tahu cara menangani jika sesuatu di luar bayangan kita terjadi dalam perjalanan.

2.    Rajin Servis
Setiap motor Honda baru biasanya disertai dengan garansi servis mencapai kilometer tertentu. Biasanya dimulai dengan 500 km pertama, 1000 km pertama, dan seterusnya yang bisa dilakukan di gerai atau bengkel resmi Astra. Yang jelas, rajin servis dan mengganti oli sesuai dengan kebutuhan, akan membuat kondisi mesin lebih prima.

Btw, hampir sepuluh tahun lho ya! Sejak pertama kali servis hingga detik ini, saya tidak pernah berpaling dari gerai resmi Astra Sukarame. Bahkan tiap kali datang untuk servis, pegawai yang cantik dan baik hati di gerai itu pasti mengenali motor saya dan menanyakan keadaan saya—jika bukan saya yang mengantarkan motornya karena saya punya keperluan lain. Hehehehe. Keren, kan?

3.    Gunakan Suku Cadang Asli Astra
Penting sekali untuk tetap setia pada merek kendaraan. Tentu saja, Supra X 125 R milik saya harus menggunakan suku cadang asli dari Astra agar kualitas tetap terjaga. Tentu ada jaminan tersendiri ketika kita menggunakan suku cadang asli, bahkan biasanya gerai resmi Astra  memberikan garansi terhadap ketahanan dan kinerja suku cadangnya, lho!

4.    Cuci Motor
Satu hal yang kadang dianggap sepele, tapi jika diabaikan dapat mengurangi performa kendaraan pribadi yaitu kebersihan. Misalnya, sesuai dengan pengalaman saya sendiri nih, jika jarang dicuci apalagi di musim hujan, lumpur atau tanah yang menempel pada rantai motor akan membuat rantai cepat kering dan longgar. Kalau begitu, dijamin, kita sendiri yang rugi.

5. Gunakan Helm
Helm bukan sekadar hiasan atau karena takut ditilang Pak Polisi lho ya. Helm berfungsi menjaga kepala hanya jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Jadi jangan susah pakai helm kalau berkendara dengan motor. Dan setiap pembelian motor Honda, kita akan diberikan sebuah helm gratis yang sudah sesuai dengan standar SNI lho ya. Berkendara nyaman dengan cara yang aman. ☺

Satu dekade saya berjuang bersama motor pertama saya, Supra X 125 R, mengarungi lika-liku jalan hidup untuk menggapai cita-cita saya. Bersama motor ini saya sudah pernah pergi ke luar kota untuk mencari referensi skripsi, pergi tamasya ke laut saat saya patah hati, berpetualang ke pegunungan saat diminta melakukan praktik kerja, bahkan ia yang setia menemani saya meniti karir. Itu artinya, sudah satu dekade saya berbagi rasa dan menikmati kualitas produk dan pelayanan dari Astra. Sepuluh tahun juga saya dan pegawai di gerai Astra Sukarame itu membangun kepercayaan antara konsumen dan penyedia layanan. Sepuluh tahun bersinergi bersama Astra untuk membangun negeri.

Kepercayaan dibangun dengan daya dan upaya yang lebih besar dari kepercayaan itu sendiri.

Saya percaya, kepercayaan itu mahal harganya. Jika saya saja dapat membangun rasa percaya kepada Astra melalui Supra X 125 R milik saya, maka saya yakin, lebih besar pula daya dan upaya yang telah dilakukan Astra untuk memeroleh kepercayaan tersebut. Hal ini yang membuat saya merasa ingin tahu lebih banyak tentang Astra, hingga puncaknya tahun lalu saya mengikuti lomba blog untuk Anugerah Pewarta Astra dalam 60 tahun berkarya. Dari sana pula saya mengetahui bahwa banyak sekali sumbangsih Astra untuk Indonesia dalam 6 dekade terakhir. Dari bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan, sosial, ekonomi, dan budaya, dan masih banyak lagi yang lainnya, yang tersebar di segala penjuru Indonesia. Kalau ada yang juga ingin tahu, coba baca-baca artikel tentang sumbangsih Astra untuk Indonesia selama 60 tahun terakhir di sini.

Salah satu kisah yang menyentuh hati saya adalah bagaimana Astra menganugerahi Satu Indonesia Award kepada Bapak Marsellinus Wellip, seorang mantri dari Hutan Towe, Papua, pada tahun 2014 lalu. Astra menjadi pembawa kisah Bapak Marsellinus Wellip untuk menebar inspirasi kepada kita semua. Untuk yang belum tahu kisahnya, bisa simak video berikut.


Saya memiliki alasan khusus mengapa kisah Bapak Marsellinus Wellip ini sangat menyentuh hati saya. Alasannya adalah karena suami saya merupakan salah seorang yang lahir dan besar di tanah Papua. Ia paham betul dan banyak bercerita kepada saya bagaimana masyarat daerah terpencil, baik di gunung atau di pesisir pantai Papua, dengan akses transportasi yang sangat terbatas mengalami kesulitan mendapatkan pelayan kesehatan yang layak. Oleh sebab itu, saya sangat mengapresiasi dan berharap bahwa kisah Bapak Marsellinus Wellip dapat terus dan lebih banyak menginspirasi rakyat Indonesia untuk terus bekerja dan berkarya dari hati dengan semangat untuk Indonesia lebih baik. Untuk mengetahui inspirasi lainnya dari Astra, bisa dilihat di sini. Semangat untuk mulai menginspirasi!

No comments:

Post a Comment

Komentar yang baik adalah komentar yang menggunakan bahasa yang baik pula :)